Bidangini berhubungan dengan pemprosesan dan pengolahan pangan pada skala industri. Contoh makanan dan minuman yang dihasilkan dari teknologi pangan yaitu yogurt, keju, nata de coco, kecap dan pembuatan roti. Jadi, peranan biologi dibidang Teknologi pangan yaitu dapat mengolah bahan pangan yang memiliki mutu yang memadai, dan harga terjangkau
Gelatin Dari Proses Penyamakan Kulit Proses pemisahan kromium dari limbah kulit samak dilakukan melalui proses dekroming awal. Kandungan krom dari 12214 ppm berhasil direduksi menjadi sebesar 46 ppm dengan dekroming menggunakan asam sitrat. Reduksi kandungan kromium berhasil dilakukan 99,62 %. Proses pemisahan kromium berhasil dilakukan hingga menjadi 4,17 ppm dengan menggunakan pelarut NaOH dan H2O2. Reduksi kandungan kromium berhasil dilakukan 99,96 %. Beberapa karakteristik yang dianalisa dari produk gelatin menunjukan bahwa beberapa parameter, seperti kadar air, kadar abu, kekuatan emulsis, kapasitas emulsi, pH telah memenuhi syarat, sedangkan kandungan krom masih tetap tinggi. Gelatin yang dihasilkan masih dapat digunakan dalam bidang non pangan seperti industri film fotografis, pelapis kertas. kulit samak Apa itu Gelatin? Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit. Gelatin yang ada dipasaran umumnya diproduksi dari kulit sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industry makanan, farmasi, obat obatan dan industry lainnya. Penggunaan dibidang pangan diantaranya untuk produk permen, coklat, hasil olah susu, es krim dan produk daging. Gelatin juga digunakan dalam produk kosmetik, tablet, kapsul, perekat lem, pelapis kertas dan pembuatan film untuk fotografi. Pada prinsipnya proses produksi gelatin dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu proses asam dan proses basa. Perbedaan keduanya terletak pada proses perendamannya. Tipe produk akhirnya ada dua yaitu tipe A dan tipe B. perbedaan tipe gelatin ini ditentukan oleh jenis prosesnya. Pembuatan gelatin tipe A, bahan baku diberi perlakuan perendaman dalam larutan asam anorganik seperti asam klorida, asam sulfat, asam sulfit atau asam fosfat, sehingga proses ini dikenal dengan sebutan proses asam. Sedangkan untuk menghasilkan gelatin tipe B, perlakuan yang diaplikasikan adalah perendaman dalam air kapur. Proses ini disebut dengan proses alkali. Proses Pembuatan Gelatin Proses pembuatan gelatin ada beberapa tahap, yaitu Limbah kulit direndam dalam larutan asam HCl 5% selama 10 hari. Kulit yang telah direndam dalam asam direndam dlm larutan HCl 5% selama 10 sampai 48 jam. Kemudian dinetralkan dengan air kemudian dicuci dengan larutan NaOH encer dan kembali dibilas dengan air Setelah itu kulit siap diekstraksi yaitu dengan menempatkan kulit dalam gelas piala atau erlenmeyer dan ditambahkan air. Kemudian dipanaskan pada selang suhu 55 sampai 65oC selama 4 jam. Pada pemanasan ini akan terbentuk larutan gelatin dan sisa kulit, keduanya dipisahkan dengan penyaringan. Sisa ossein dipanaskan lagi pada suhu 65 sampai 75oC selama 4 jam, maka akan terbentuk larutan gelatin dan sisa kulit. Keduany dipisahkan dengan penyaringan, sisa kulit dipanaskan kembali terakhir pada suhu 75 samapi 85oC selama 4 jam, dan akan diperoleh lagi larutan gelatin. Gelatin yang diperoleh dikumpulkan menjadi satu, kemudian sekali lagi dilakukan penyaringan Larutan gelatin yang diperoleh masih dalam keadaan encer. Kemudian dilakukan pendinginan dalam ruang pendingin dengan tujuan untuk memadatkan larutan gelatin Gelatin yang telah berbentuk padat gel selanjutnya dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50 -60oC , sampai kadar air gelatin sekitar 9-12 persen.
Manfaatdan Fungsi Mikroorganisme Pada Bidang Pangan Pemanfaatan mikroorganisme telah digunakan pada bioteknologi tradisional maupun modern. Bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme, antara lain: digunakan dalam bidang pangan, obat-obatan, pembasmian hama tanaman, pencemaran, dan pemisahan logam dari bijih logam. Produk dari pemanfaatan mikroorganisme antara lain protein, selain itu Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » IPA » Kewirausahaan » Pengertian Kulit, Fungsi, Macam, dan Jenis Kulit Dalam Industri Januari 25, 2019 2 min readPengolahan Kulit – Industri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu industri perkulitan yang menggunakan bahan baku kulit perkamen dan industri perkulitan yang menggunakan bahan kulit kulit-jadi. Kedua kelompok ini memiliki karakter yang berbeda satu dengan lainnya. Namun, dalam perkembangannya yang berkaitan dengan dunia seni keduanya dapat disatukan dalam seni Kulit dan Fungsi KulitKulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dijelaskan bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh-pengaruh luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar saat hidup, kulit mempunyai fungsi antara lain sebagai indra perasa, tempat pengeluaran hasil pembakaran gegetahan, sebagai pelindung dari kerusakan bakteri kulit, sebagai buffer terhadap pukulan, sebagai penyaring sinar matahari, serta sebagai alat pengatur peralatan tubuh Kulit Dalam Dunia IndustriDalam dunia perkulitan, jika dilihat dari sisi bahannya, dikenal ada dua kelompok besar kulit. Pertama, kulit yang telah mengalami proses pengolahan penyamakan kulit yang kemudian disebut leather atau kulit-jadi kulit tersamak. Jenis kulit ini digunakan sebagai bahan baku industri persepatuan dan non-persepatuan, yang pada umumnya merupakan barang-barang terpakai fungsional.Kedua, kulit yang belum mengalami pengolahan dengan bahan kimiawi sehingga masih alami dan merupakan bahan mentah. Jenis kulit kedua ini digunakan dalam seni tatah sungging sebagai bahan utama. Kulit yang masih alami ini dalam dunia perkulitan dikenal dengan sebutan kulit perkamen atau kulit kulit binatang hewan dari jenis yang berbeda mempunyai sifat dan karakter yang berbeda pula. Oleh karena itu, kulit binatang dapat dibedakan kualitasnya menurut faktor-faktor berikut. Macam/jenis binatang ternak, kulit kerbau berbeda dengan kulit sapi lembu, kulit kambing berbeda dengan kulit domba. Area geografi asal ternak, kulit sapi madura berbeda dengan kulit fries holland. Aktivitas ternak, kulit sapi perah berbeda dengan kulit sapi potong. Masalah kesehatan ternak. Usia faktor-faktor tersebut di atas, tidak semua kulit binatang memenuhi persyaratan sebagai bahan baku industri perkulitan, terutama dalam industri yang menggunakan bahan kulit Kulit Dalam Industri PerkulitanDi dalam industri perkulitan banyak dijumpai jenis, corak, warna, dan ketebalan kulit yang digunakan untuk proses produksi. Kadang-kadang masih banyak konsumen yang kurang mengerti tentang keadaan kulit dilihat dari penggolongan hasil jadinya. Beberapa jenis kulit yang dihasilkan dari proses pengolahan kulit adalaha. Kulit full grainKulit yang disamak dengan zat penyamak full krom dengan nerf atau rajah yang masih asli, tidak dibelah atau digosok. Jenis kulit seperti ini mempunyai kualitas tinggi sehingga dapat menaikkan harga Kulit corrected grainKulit yang disamak dengan zat penyamak krom dan minyak, karena kualitas kulit tidak bai yang disebabkan oleh cacat aami seperti dicambuk, penyakit cacar, ditusuk, sehingga menimbulkan cacat pada permukaannya. Untuk mengantisipasi cacat yang ada pada permukaan kulit, maka kulit dihaluskan dengan mesin amplas sampai halus, kemudian dicat dengan menggunakan cat sintetis. Kualitas kulit ini kurang baik dan agak Kulit light buffingKulit ini proses pengerjaannya hampir sama dengan kulit corrected hanya bedanya kulit light buffing di amplas ringan pada permukaannya, jadi kulit ini kualitasnya lebih Kulit artificialKulit ini keindahanya terletak pada proses penyelesaian akhir, yaitu dengan cara memberi motif tertentu, misal buaya, biawak, ular, memiliki motif kulit jeruk. Tujuan pemberian motif adalah menutupi cacat yang diakibatkan oleh cacar alami atau mekanis. Kulit artificial sering menyerupai aslinya atau disebut kulit itulah pengertian mengenai kulit, fungsi, macam-macam dan jenis kulit dalam dunia industri perkulitan. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai pengertian kulit dalam materi bab pengolahan kulit dan semoga bermanfaat.
KeselamatanDan Kesehatan Kerja ( K3 ) Di Bidang Industri. Definisi; Keselamatan Dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manjemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, implementasi, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
Bagaimana Pemanfaatan Kulit Dibidang Pangan Dan Dalam Bidang Industri – Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia dan hewan, sebagian besar dari kulit ini biasanya buang-buang untuk dianggap sebagai sampah. Padahal, banyak manfaat yang bisa didapatkan dari kulit ini. Terutama dalam bidang industri dan pangan. Pertama, kulit bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan. Salah satu cara untuk menggunakan kulit adalah dengan mengolahnya menjadi tepung. Kulit hewan yang diolah menjadi tepung bisa digunakan sebagai bahan pengganti dalam berbagai makanan, seperti roti, kue, pasta, dan sebagainya. Selain itu, kulit juga dapat digunakan sebagai bumbu dalam berbagai masakan. Kedua, kulit juga bisa dimanfaatkan dalam bidang industri. Kulit hewan biasanya dijadikan sebagai bahan baku untuk produksi obat-obatan, kosmetik, perhiasan, dan lainnya. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan pelapis untuk berbagai produk. Seperti untuk membuat produk sepatu, tas, dan lainnya. Kulit hewan juga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kertas. Kulit hewan dapat diproses menjadi serat yang dapat digunakan dalam pembuatan kertas. Dengan demikian, kulit hewan juga dapat berkontribusi terhadap pengurangan sampah dan penghematan bahan baku. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pembalut dan tisu. Kulit hewan dapat diproses menjadi serat yang bisa digunakan untuk membuat pembalut wanita dan tisu. Dengan demikian, kulit hewan juga bisa bermanfaat untuk mengurangi sampah yang dihasilkan. Dengan demikian, terlihat bahwa kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Mulai dari bidang pangan, bidang industri, hingga bidang produksi pembalut dan tisu. Dengan menggunakan kulit hewan, kita dapat memanfaatkan sampah yang sebelumnya dianggap sebagai sampah untuk dijadikan sebagai bahan baku yang bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan bahwa kita dapat lebih menghargai sampah kulit hewan dan memanfaatkannya untuk kemajuan industri dan pangan. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Bagaimana Pemanfaatan Kulit Dibidang Pangan Dan Dalam Bidang 1. Kulit hewan merupakan bagian terluar dari tubuh manusia dan hewan yang biasanya dianggap sebagai 2. Kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan dengan cara mengolahnya menjadi tepung untuk digunakan sebagai bahan baku 3. Kulit hewan juga bisa dimanfaatkan dalam bidang industri untuk produksi obat-obatan, kosmetik, perhiasan, dan 4. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas, sepatu, tas, dan 5. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pembalut dan 6. Dengan memanfaatkan kulit hewan, sampah yang sebelumnya dianggap sebagai sampah dapat dijadikan sebagai bahan baku yang bermanfaat bagi masyarakat. 1. Kulit hewan merupakan bagian terluar dari tubuh manusia dan hewan yang biasanya dianggap sebagai sampah. Kulit merupakan bagian terluas dari tubuh manusia dan hewan yang biasanya dianggap sebagai sampah. Meskipun demikian, kulit ternyata mengandung banyak manfaat dan potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam bidang pangan dan industri. Di bidang pangan, kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan beberapa produk berharga. Kulit kalkun, misalnya, telah lama digunakan untuk membuat bahan makanan yang disebut kulit kalkun, yang merupakan produk yang populer di seluruh dunia. Kulit kalkun yang telah diproses secara khusus dapat digunakan sebagai bumbu, topping, atau bahkan sebagai makanan utama. Selain itu, kulit sapi juga dapat diproses menjadi produk berharga seperti gelatin dan emulsifier. Produk-produk ini biasanya digunakan untuk membuat makanan, minuman, dan produk lainnya. Selain itu, kulit hewan juga dapat dimanfaatkan di bidang industri. Kulit dapat digunakan untuk membuat berbagai produk tekstil, seperti kulit asli, kulit sintetis, dan produk turunannya. Kulit asli, misalnya, sering digunakan untuk membuat jaket, sepatu, dan produk lainnya. Kulit sintetis, di sisi lain, merupakan produk yang lebih ramah lingkungan, karena tidak menggunakan hewan atau kerusakan lingkungan untuk dihasilkan. Kulit hewan juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi medis. Kulit dapat digunakan untuk membuat kulit buatan yang dapat digunakan untuk menggantikan kulit yang rusak atau hilang. Kulit buatan ini juga dapat digunakan untuk menutupi luka bakar atau luka lainnya. Kulit buatan juga dapat digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang hilang atau rusak. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat bahan bakar, serta berbagai produk kimia dan farmasi. Kesimpulannya, kulit hewan dapat digunakan secara optimal untuk berbagai aplikasi, baik di bidang pangan maupun industri. Dengan demikian, kulit dapat menjadi sumber daya berharga yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dengan adanya manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan kulit hewan, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi manusia dan sangat penting untuk dilestarikan. 2. Kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan dengan cara mengolahnya menjadi tepung untuk digunakan sebagai bahan baku makanan. Kulit hewan merupakan bagian dari hewan yang biasanya dibuang. Namun, kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan dan industri. Kedua bidang ini memiliki banyak manfaat dari kulit hewan. Pertama, kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan dengan cara mengolahnya menjadi tepung. Tepung ini dapat digunakan sebagai bahan baku makanan. Kulit hewan mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, dan banyak nutrisi lainnya yang bermanfaat untuk tubuh. Tepung kulit hewan ini biasanya ditambahkan ke dalam produk makanan seperti roti, kue, dan makanan lainnya untuk meningkatkan nilai nutrisinya. Selain itu, tepung kulit hewan juga bisa digunakan sebagai pengganti tepung terigu atau tepung sagu untuk membuat makanan. Kedua, kulit hewan bisa dimanfaatkan dalam bidang industri. Kulit hewan diolah dan diproses untuk menjadi kulit sintetis. Kulit sintetis ini banyak digunakan dalam berbagai industri seperti pembuatan sepatu, tas, jaket, dan furnitur. Kulit sintetis ini dianggap lebih tahan lama dan tidak mudah rusak dibandingkan dengan kulit asli. Selain itu, kulit sintetis juga tidak menyebabkan alergi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan kulit asli. Kulit hewan merupakan sumber bahan yang sangat bermanfaat bagi bidang pangan dan industri. Dengan adanya penggunaan kulit hewan, maka kualitas makanan dan produk industri dapat diperbaiki. Selain itu, kulit hewan juga dapat membantu mengurangi limbah dan membuat dunia menjadi lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, pemanfaatan kulit hewan dalam bidang pangan dan industri merupakan langkah yang sangat berharga untuk membantu dunia menjadi lebih baik. 3. Kulit hewan juga bisa dimanfaatkan dalam bidang industri untuk produksi obat-obatan, kosmetik, perhiasan, dan lainnya. Kulit hewan memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia. Selain dapat digunakan untuk produksi makanan, kulit hewan juga bisa dimanfaatkan dalam bidang industri untuk produksi obat-obatan, kosmetik, perhiasan, dan lainnya. Penggunaan kulit hewan dalam industri telah menjadi salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan pendapatan dan peningkatan produktivitas. Kulit hewan yang dimanfaatkan dalam industri terutama berasal dari sapi, kambing, dan babi. Kulit sapi merupakan salah satu jenis yang paling sering digunakan karena memiliki struktur yang kuat, kulit yang tebal, dan juga kulit yang elastis. Kulit kambing juga banyak digunakan karena memiliki struktur yang lebih halus dan lebih lembut. Kulit babi juga sering digunakan karena memiliki struktur yang lebih kuat daripada kulit sapi dan kambing. Kulit hewan dapat digunakan dalam berbagai produk industri seperti obat-obatan, kosmetik, perhiasan, dan berbagai jenis barang lainnya. Kulit hewan dapat dimanfaatkan dalam produksi obat-obatan karena dapat menyediakan bahan baku yang aman dan berkualitas bagi industri farmasi. Kulit hewan juga dimanfaatkan dalam industri kosmetik karena dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi produk perawatan kulit. Kulit hewan juga digunakan dalam industri perhiasan karena dapat menyediakan bahan baku yang berkualitas tinggi dan juga produk yang hasilnya indah. Kulit hewan juga dimanfaatkan dalam produksi beberapa produk lainnya. Beberapa di antaranya adalah sepatu, tas, kacamata, topi, dan produk lainnya yang membutuhkan bahan baku yang kuat dan tahan lama. Kulit hewan juga digunakan dalam produksi bahan isolasi yang digunakan untuk melindungi produk dari suhu ekstrem. Kulit hewan juga sangat berguna dalam industri pertelevisian. Kulit hewan digunakan untuk membuat kostum dan dekorasi untuk set film dan acara TV. Kulit hewan juga digunakan untuk pembuatan boneka, tarian, dan lainnya. Dengan semakin berkembangnya industri, kulit hewan semakin banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produksi berbagai produk. Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan masalah tentang kondisi hewan yang digunakan untuk memproduksi kulit. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk memastikan bahwa kulit hewan yang digunakan telah diperoleh dengan cara yang aman dan etis. 4. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas, sepatu, tas, dan lainnya. Kulit hewan memang banyak digunakan untuk kebutuhan industri dan pangan. Di dalam bidang pangan, kulit hewan banyak digunakan sebagai salah satu bahan baku. Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai produk pangan, seperti snack, keripik, sosis, dan lainnya. Selain itu, kulit hewan juga banyak digunakan untuk membuat produk olahan daging, seperti daging asap, daging olahan, dan produk lainnya. Selain digunakan dalam bidang pangan, kulit hewan juga banyak digunakan dalam berbagai bidang industri. Kulit hewan dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis peralatan rumah tangga, seperti tali, sabuk, dan lainnya. Kulit hewan juga banyak digunakan untuk membuat berbagai jenis pakaian, seperti jaket, syal, dan lainnya. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas, sepatu, tas, dan lainnya. Kulit hewan merupakan bahan yang ideal untuk produk-produk ini karena kulit hewan memiliki sifat yang kuat dan tahan lama. Kulit hewan juga dapat diolah menjadi berbagai jenis kulit sintetik yang tahan terhadap air, sinar matahari, dan lainnya. Kulit hewan juga banyak digunakan untuk produk-produk lainnya, seperti karpet, tas, dan lainnya. Hal ini karena kulit hewan memiliki sifat yang kuat dan tahan lama. Kulit hewan juga dapat diolah menjadi berbagai jenis kulit sintetik yang tahan terhadap air, sinar matahari, dan lainnya. Kesimpulannya, kulit hewan merupakan bahan yang banyak digunakan dalam bidang pangan dan industri. Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan industri, seperti snack, keripik, daging olahan, tali, sabuk, jaket, tas, dan lainnya. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan kertas, sepatu, tas, dan lainnya. 5. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pembalut dan tisu. Kulit hewan telah lama dikenal sebagai bahan yang berguna untuk berbagai keperluan manusia, mulai dari pakaian dan alas kaki hingga keperluan medis. Namun, kulit hewan juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan pangan dan industri. Kulit hewan dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan, seperti keripik, pempek, dan siomay. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat makanan berlemak, seperti sosis, sosis babat, dan sebagainya. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan laut, seperti cumi-cumi dan kerang. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai jenis minuman, seperti minuman keras, minuman beralkohol, dan minuman beralkohol tinggi. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan dan minuman lainnya, seperti bir, tuak, dan sebagainya. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai jenis produk tekstil, seperti kulit sintetis, kulit nabati, dan berbagai jenis kulit lainnya. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis produk kimia, seperti zat pewarna, zat pengawet, dan sebagainya. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pembalut dan tisu. Kulit hewan dapat diolah menjadi bahan baku untuk membuat pembalut dan tisu yang aman untuk digunakan dan nyaman untuk dipakai. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis pembalut dan tisu dalam berbagai ukuran dan bentuk. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk farmasi, seperti obat-obatan, kosmetik, dan bahan-bahan lainnya. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis produk lainnya, seperti kertas, plastik, dan bahan-bahan lainnya. Dengan demikian, kulit hewan memiliki berbagai manfaat dalam berbagai bidang. Dengan pemanfaatan yang tepat, kulit hewan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pangan, industri, dan medis. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produksi pembalut dan tisu. Pemanfaatan kulit hewan dapat membantu untuk mengurangi limbah dan memanfaatkan sumber daya alam secara efisien. 6. Dengan memanfaatkan kulit hewan, sampah yang sebelumnya dianggap sebagai sampah dapat dijadikan sebagai bahan baku yang bermanfaat bagi masyarakat. Kulit hewan telah lama digunakan dalam bidang pangan dan industri. Kulit hewan dapat diubah bentuknya menjadi berbagai produk yang berguna untuk manusia. Di bidang pangan, kulit hewan telah lama digunakan sebagai bahan pembuatan makanan. Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai produk makanan seperti saus, keripik, dan juga kulit kering. Produk makanan yang dibuat dari kulit hewan juga dapat menjadi bahan baku untuk berbagai produk lain seperti minyak goreng, tepung, dan juga sirup. Di bidang industri, kulit hewan juga merupakan bahan yang banyak digunakan. Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti kulit sintetis, kulit asli, dan juga bahan untuk pembuatan obat. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu, dompet, dan lain-lain. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biofuel, yang dapat digunakan untuk mengurangi emisi gas buang yang berbahaya. Kulit hewan yang sebelumnya dianggap sebagai sampah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku yang berguna bagi masyarakat. Kulit hewan dapat diproses menjadi berbagai produk yang berguna untuk manusia. Proses pengolahan kulit hewan yang tepat dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi, yang dapat digunakan untuk berbagai industri. Produk-produk yang dihasilkan dari pengolahan kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk lainnya. Dengan memanfaatkan kulit hewan, sampah yang sebelumnya dianggap sebagai sampah dapat dijadikan sebagai bahan baku yang bermanfaat bagi masyarakat. Kulit hewan telah lama digunakan dalam bidang pangan dan industri. Dengan memanfaatkan kulit hewan dengan cara yang tepat, sampah yang sebelumnya dianggap sebagai sampah dapat dijadikan sebagai bahan baku yang bermanfaat bagi masyarakat. Pengolahan kulit hewan yang tepat dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi, yang dapat digunakan untuk berbagai industri. Selain itu, produk-produk yang dihasilkan dari pengolahan kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai produk lainnya. Dengan begitu, kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Dalamteknisnya, alat ii digunakan untuk menggambarkan lingkungan tiga dimensi yang dihasilkan oleh computer dan dapat berinteraksi dengan seseorang. Contoh teknologi VR adalah Google Cardboard karena dibuat menggunakan kertas. Teknologi ini dapat digunakan pada bidang industri, medis, arsitektur, penerbangan, hiburan, dan lain- lain. Download Skip this Video Loading SlideShow in 5 Seconds.. PEMANFAATAN KULIT sebagai BAHAN PANGAN PowerPoint Presentation PEMANFAATAN KULIT sebagai BAHAN PANGAN. KERUPUK RAMBAK GELATIN. Latar Belakang. Pemotongan Ternak Karkas Non-Karkas Layak konsumsi Tidak layak Jantung - Bulu tepung,kock,sulak Limfa - Wool jaket Ginjal - Tanduk kerajinan Uploaded on Aug 06, 2014 Download PresentationPEMANFAATAN KULIT sebagai BAHAN PANGAN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - E N D - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Presentation Transcript PEMANFAATAN KULIT sebagai BAHAN PANGAN KERUPUK RAMBAK GELATINLatar Belakang Pemotongan Ternak Karkas Non-Karkas Layak konsumsiTidak layak • Jantung - Bulu tepung,kock,sulak • Limfa - Wool jaket • Ginjal - Tanduk kerajinan • Paru - kerupuk - Tulang tepung, lem/ • Hati - rendang, bakso, nuggets, sate adhesive • Kulit - FOOD = kerupuk rambak, gelatin, “cecek”, “kikil” - NON FOOD = samak gantungan kunci cakar ayam dllKULIT TERNAKsecara histologis 1. Lap. Epidermis 2. Lap. Corium / Dermis / Derma - kulit ckr aym = tebal - 90% total protein adl prot kolagen - kolagen mgndung as amino prolin dan hidroksi prolin-u pertmbhn, retak tulng 3. Lap. Subcutis / Hipodermis - kulit ckr ayam = tipisLain – lain • Cakar kecap, gantungan kunci • Whey kecap, nata de milko • Kaldu petis HASIL SAMPING TERNAK • Kulit makroskopis, mikroskopis • Pengawetan kulit • Penyamakan kulit Kulit berbulu, tanpa bulu, gantungan kunci cakar ayam • Pemanfaatan kulit sebagai bahan pangan kerupuk rambak, gelatin, “cecek”, “kikil”T u j u a n - meningkatkan • Daya guna hasil ternak • Nilai ekonomis • Keanekaragaman produk pangan 1. KERUPUK RAMBAK • Bahan kulit ternak, cakar ayam • Analisa • Daya kembang gunakanjewawut/pasir kwarsa • Daya patah • Kadar protein, lemak, air ,Aw • Organoleptik rasa, kerenyahanKERUPUK RAMBAK CARA • Pencucian • Perendaman u kulit kering • Buang bulu / sisik dg air panas atau pengapuran • Pencucian u hil kapur • Perebusan • Pemotongan • Perendaman bumbu • Pengeringan • PenggorenganPRINSIP • BUANG BULU / SISIK 1. Pencelupn Air panas kulit klnci = 50oC 5 mnt 2. Pengapuran lart. Kapur tohor CaO - u mprlunak & membengkakn sisa daging di permk kulit shg bulu & daging yang menempel mudah dihil. - u memucatkan warna, mbunuh mikroba, mningktkn rendemen, mekar/mggelembung bila digoreng - konstrsi 1 - 4 kg kapur dalam 1 lt air - 3 - 4% dg 300-400% air dari berat kulit - rendam 1 - 4 hari, aduk tiap pagi dan sore - Buang bulu dg dikerok dg pisau tumpul / pisau buang buluPENCUCIAN - u hil sisa kapur kapur bebas spy tdk tjd pembengkakn kulit. - Kapur terikat -renyah - dg air bersih yang mengalir - sisa kapur dianggap hilang - dg cara kulit di tes dg indikator phenolphaline menunjukkn warna putih seluruhnyaPEREBUSAN - u mengmbangkn struktur tenunan kolagen. - naiknya suhu perebusan – akibatkan suatu gerakan dari ikatan rantai didlam tenunan kolagen yang dpt dianggap sbg titik awal suhu 60oCu capai pengemb yg optimal dari tenunan kolagen tsb. - tenunan kolagen terbntuk gelembung2 udara yang mengakibatkn gerakan dari titik2 tsb. = disebut ttk awal pengembngn kolagen - Kulit dimasukkan air mendidih 97oC sampai kulit matang dpt ditusuk dg garpu - kmd kulit diangkat, diangin2kan.“Pengaruh lama perebusan pada rambak kulit kelinci” • 0, 15, 30, 45, 60, 75, 90,105 dan 120 menit • Hasil = kadar air kerupuk rambak setelah digoreng BERBEDA. • 0 menit tanpa perebusan K air tinggi = krn jaringan msh mengikat air yang sulit dihilangkan dengan pengeringan, krn “case herdening” • Hsl terbaik = lama perebusan 60 – 75 menit -pengembg rambak maks krn anyaman kolagen mengembg sempurna • kmd kolagen mengalami GELATINISASI shg kolagen tidak mengembang - u mengurangi kadar air bahan sampai batas ttt spy mikroorgnsm tdk dapat hdp -AWET. • PENGGORENGAN - rendam dlm minyak gorng, panaskan suhu ±80oC 5 mnt, peram 1 mlm - panaskan lagi ± 80oC, 10 mnt - goreng ± 160oc sampai mengembang sempurna Kandungan gizi /100 g rambak kulit sapi • Protein g = 83 • Lemak g = 4 • Mineral g = 1 • Kalsium mg = 5 • Fosfor mg = 10 • Air g = 12 • Energi kal = 268Hasil penelitian Oleh Mirasa & Yudied Agung, 2004 • Desa Kauman dan desa Mejero, Mjkerto • Rata2 kadar Cr krpuk rambak 1,47 ppm • Masy yg konsmsi = rata2 kdr Cr darah 0,43 µg/l, Cr urine 0,64 µg/l • Masy yg TDK Konsmsi = 0,06 µg/l, Cr urine 0,02 µg/l • WHO =Cr darah & urin 0,05 µg/l • !! 3 bks rambk /hari 60 g/hari“Kerupuk JANGEK”daerah Jangek Sumatera • Dari kulit sapi atau kerbau beef/buffalo skin crackers • 0,64-0,7 mg asam urat dalam 100 g sampel. • Peroksida 1 mg/kg sampel stlh 405 mggu penyimpanan suhu 30oC • Sebaiknya dikonsumsi sblm penyimpanan 7 mggu, suhu kulit sapi Bahan • Kulit sapi = 1 kg • Bawang putih = ¼ ons • Garam = ½ ons • Gula = ¼ ons • Air kapur secukupnyaCara • Rendam kulit dlm air kapur 48 jam, bulu dikerok bulu. • Bentangkan, jemur,potong bila sdh kering 3x5 cm. • Haluskan bumbu, rebus potongan kulit dg bumbu sampai masak kulit transparan. Angkat, tiriskan, jemur kering. • Penggorengan I. Dg api kecil,hingga kerupuk agak mekar, angkat, tiriskan. II. Dg api besar mnyk bergolak hingga mekar optimal. Angkat, tiriskan 5. Dinginkan. KemasKeripik kulit cakar ayam Bahan • Cakar ayam • Garam = 2 % • Merica = 1 % • Bwng putih = 1 % • Bubuk cabe, pewarna kunyit.Cara • Cakar dibersihkan kulit ari-nya. • + bumbu, biarkan ½ jam. • Kukus cakar 15 menit, angkat. • Jemur dibwh matahari 15 menit, angkat. • Kulit cakar dikelupas usahakan bntuknya spt cakar • Kulit cakar djemur sampai kering berat tetap. • cakar ayam • Bersihkan, rendam dg air kapur 2% 1 kg cakar, 7,05 ons atau 24 sndok mkn hingga cakar terendam selama 4-5 jam. • Cuci dg air mengalir buang kapur. • Masukn dlm panci berisi air, rebus sampai air tampak menggelembung jgn mndidih. Matang bila bisa ditusuk garpu. Angkat. Tiriskan. Dinginkan. • pengulitan • Potong smua kuku/jari. • Belah bagian blkng/dlm kaki dg pisau hingga ke ujung jari yang lurus dg kaki jari ke2. • Jika sdh terbelah, kupas mulai bag atas kaki hingga ke ujung jari. Usahakan jgn sampai kulit terputus. • Potong urat kaki yang berhub, dg gunting. • Kuliti bag jari yg lain. • Keluarkan smua tulang dan bumbu, + air, rendam kulit cakar 3-4 menit.usahakan kulit terendam. • Jemur sampai kering. • Penggorengan • Mny bny kulit terandam. • Minyak panas tdp glmbung sampai glmbung hilang. 8. Dinginkan. RAMBAK PROTEIN KOLAGEN 90% ASAM OLEAT DIOLEIN TRIOLEIN MINERAL - KALSIUM - FOSPOR - BESI 20-30 X DALAM KULIT & 2X PENGGORENGAN MSG GR/100GRPengukuran kadar lemakmetode soxhlet 3,84% per 100 g Pengukuran Kadar protein metode Kjeldahl 82,91% Semakin lama perebusan maka semakin tinggi kualitas kerupukyakni pada suhu 90 C selama 90 menit. Warna putih kekuningan Pengembangan lebih merataKULIT MENTAH PEREBUSAN GORENG 1 90-95 ̊ C, 5-7 JAM 15-30 MNT KAPUR MATI 5-8 X TEBAL GORENG 2 120-130 ̊C, BINTIK PUTIH PD PERMUKAAN PEMBERSIHAN PEMOTONGAN PENGEPAKAN PENJEMURAN KUALITAS KRECEKKulit yang bersih dari lapisan epidermis,bulu, kotoran,penggunaan kulit segar, suhu dan lama penggorengan yang tidak terlalu tinggi dapat memperbaiki pengembangan ,bentuk, warna, rasa, dan kerenyahan kerupuk. Pengembangan yang baik akan menghasilkan warna kerupuk putih kekuningan. Suhu dan lama penggorengan sangat mempengaruhi warna kerupukLOGAM BERAT KULIT MENTAH 90% SIFAT SENYAWA TIDAK STABIL TERDEGRADASI DALAM PEMANASAN SEMPURNA FORMALIN KULIT OLAHAN 10% CHROM KARSINOGEN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT TIMBAL TOKSIN BBM TDK LARUT AIR MUDAH DISERAP TUBUH TERAKUMULASI PENYAKIT LIVER PENURUNAN IQ GINJAL SYARAF PENCERNAAN KEMATIANAsam oleat merupakan asam lemak tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap padaatom C-9 omega 9 yang mudahteroksidasi. Kadar triolein dan diolein yang tinggi yang terperangkap dalam pori-pori kerupuk dapat mengakibatkan kerupuk kulit mudah menjadi KOSMETIK Salep, Cream rambut FARMASI Pembungkus kapsul rol cetak,sablon dalam screenprinting,perekat pentil korek api, alas hektograf TEKNIK medium pengulas bahan film serta kertas potret FOTOGRAFI MIKROBIOLOGI alas makananKuantitas dan kualitas gelatin dipengaruhi oleh proses produksi khususnya pada fase curing Suatu proses terjadinya reaksi kimia awal jaringan ikat kolagen kulit dengan bahan curing bahan curing asam, basa maupun enzim. Proses curing menyebabkan struktur ikatan intermolekuler dan intramolekuler padaprotein kolagen kulit melemah/terjadi proses pemutusan rantai ikatan asam amino secara parsial Peningkatan konsentrasi bahan curing asam menyebabkan nilai rendemen meningkat. Peningkatan waktu curing dan konsentrasi bahan menyebabkan serabut kolagen menyusut. Gelatin yang diproduksi dari bahan baku yang mengandung kadar lemak tinggi cenderung akan menghasilkan produk gelatin dengan kadar lemak yang tinggi pula. KULIT MENTAH 400 GR WATER BATH=EKSTRACTION 9 jam, 55-56 ̊C LARUTAN CURING ± 2 HARI FILTRATION SESEKALI DIADUK FRAKSI GELATIN CAIR DICUCI BERSIH pH netral PENGENTALAN Oven suhu 70 ̊ C , 2 jam Refrigerator ± 5-10 ̊ C ,30 mnt DITIRISKAN DITIMBANG RANDEMEN AWAL PEMADATAN Oven 55˚C,8-20 jam ERLENMEYER + AKUADES DITUTUP ALUMINIUM FOIL PENGGILINGAN SERBUK GELATINGelatin import kulit babi46% kulit 29,4% tulang 23,1% sapi serta sumber lain 1,5%. Selama ini proses curing dengan menggunakan asam banyak diterapkan dalam prosesproduksi gelatin dari kulit babiPROTEIN Nilai kelarutan protein berbanding lurus dengan tingkat protein gelatin Peningkatan kadar protein berkaitan dengan perubahan jumlah struktur ikatan asam amino yang menyusun protein kolagen. Peningkatan konsentrasi menyebabkan semakin banyak ikatan asam amino yang terpecah sehingga semakin banyak protein yang larut pada saat dilakukan proses ekstraksiTHANK’S FOR YOUR ATTENTION PerananAnalisis Risiko Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Hewan Dan Keamanan Pangan (PDF) Peranan Analisis Risiko Dalam Penyelenggaraan Kesehatan Hewan Dan Keamanan Pangan | Denny Widaya Lukman LUKMAN - Academia.edu ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya untuk Meminimalisir Dampak Pencemaran Lingkungan 1 1 SugihartonoBalai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 5516*Penulis korespondensi. Telp. 0274512929-563939 Fax. 0274 563655 E-mail ABSTRAK Limbah kulit pada industri penyamakan kulit yang diturunkan sebelum penyamakan berupa trimming, fleshing, dan splitting. Limbah yang diturunkan setelah penyamakan berupa splitting, shaving, dan buffing dust. Sedangkan limbah yang diturunkan pada pewarnaan dan finishing hanya berupa trimming. Limbah kulit yang diturunkan sebelum penyamakan berjumlah cukup besar, dapat diproses menjadi tallow dan gelatin, merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikrobia. Apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan pencemaran. Namun demikian sampai dengan saat ini belum direspon oleh industri untuk pemanfaatannya. Tidak menunda-nunda waktu pengolahan kulit limbah yang diturunkan sebelum penyamakan menjadi tallow dan gelatin atau kerupuk akan dapat mengurangi, menekan dan meminimalisir terjadinya pencemaran terutama bau busuk yang sangat menyengat. Kata kunci kulit limbah, penyamakan, pencemaran, pemanfaatan limbah Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Utilization of Industrial Leather Tannery Waste to Minimize the Effects of Pollution 1 1 SugihartonoBalai Besar Kulit, Karet dan Plastik, Jl. Sokonandi No. 9 Yogyakarta 55166*Coresponding author. Telp. 0274 512929 - 563939 Fax. 0274 563655 E-mail ABSTRACT Leather waste in the tanning industry which generated before tanning is trimming, fleshing, and splitting. Waste that is generated after tanning is in the form of splitting, shaving and buffing dust. While the waste which is generated in the coloring and finishing is only in the form of trimming. The large amount of skin waste that is passed down before tanning, can be processed into tallow and gelatin, is a good medium for microbial growth. If not handled immediately can cause pollution. However, until now the industry has not responded to their use. Not delaying the processing of waste skin which is generated before tanning to tallow and gelatin or crackers will reduce, suppress and minimize the incidence of environmental pollution, particularly the very pungent odor. Keywords composites, wall panels, polypropylene, cocofiber, sludge Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 PENDAHULUAN Industri penyamakan kulit IPK merupakan salah satu industri yang menurunkan limbah dalam jumlah yang cukup besar, yaitu dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah tersebut berasal dari bahan baku yang diproses kulit, bahan untuk proses, dan air. Limbah dari kulit berupa bulu, sisa-sisa daging dan potongan-potongan kulit, sedangkan limbah dari bahan proses berupa garam, kapur dan bahan kimia lainnnya. Limbah yang diturunkan tersebut apabila tidak ditangani dengan tepat, cepat dan baik akan dapat mencemari lingkungan Prayitno, 2009. Pencemaran dari kegiatan IPK dapat melalui berbagai media seperti udara, tanah dan air Sugihartono, 2013. Dampak yang ditimbulkan dari cemaran tersebut pada umumnya dapat mengganggu semua kehidupan seperti manusia, binatang, biota air, dan tumbuhan. Sebagian besar kulit disamak menggunakan bahan penyamak krom, kromium yang digunakan untuk proses penyamakan biasanya berupa senyawa krom sulfat. Krom sulfat merupakan krom trivalen, bersifat kurang beracun apabila dibandingkan dengan krom heksavalen. Pada kondisi tertentu krom trivalen dapat teroksidasi menjadi krom heksavalen Fuck, et al., 2011, Vaskova, et al., 2013. Seperti telah diketahui bahwa penginduksi umum alergi kontak dermatitis adalah kromium. Krom yang paling berbahaya apabila terpapar pada kulit yang sensitif dan iritan adalah yang dalam bentuk ion heksavalen Buter & Biedermann, 2017. Paparan kromium tersebut dapat menyebabkan dermatitis, ulserasi dan kepekaan kulit Saha, et al., 2011. Kandungan utama kulit segar adalah protein dan air, komponen lainnya dalam jumlah sedikit terdiri atas karbohidrat, lemak dan mineral. Kandungan kulit tersebut merupakan media yang sangat cocok untuk pertumbuhan mikrobia pembusuk seperti Bacillus sp, Staphylococcus sp., dan Micrococcus sp. Covington, 2009. Mikrobia tersebut merombak protein pada kulit segar maupun kulit garam menjadi senyawa sederhana yang mudah menguap dan nitrogen terlarut. Hasil perombakan protein antara lain amonia, indol, skatol, merkaptan dan H 2 S. Senyawa-senyawa tersebut menyebar di udara, kemudian menjadikan udara berbau tidak sedap, busuk, dan sangat menyengat di indra penciuman. Pembangunan pusat-pusat lingkungan industri penyamakan/pengolahan kulit antara lain bertujuan untuk memberikan kemudahan pelaku industri dalam melakukan kegiatannya dan mendorong dilaksanakannya proses produksi di kawasan industri. Dismaping itu juga untuk mempercepat pertumbuhan industri di suatu daerah, dan meningkatkan upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan. Dengan demikian akan diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya adalah peningkatan efisiensi penggunaan peralatan dan mesin-mesin produksi, mempermudah mendapatkan bahan-bahan untuk proses produksi, mempermudah dalam Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 pengendalian dan penanganan limbah, serta berbagai upaya untuk meminimalisir, menekan dan melokalisir terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri. Pembangunan lingkungan IPK ternyata belum sepenuhnya berhasil dalam hal pengendalian dan penanganan limbah. Sebagai contoh masih terdapatnya keluhan warga yang bermukim disekitar lingkungan industri kulit di Magetan yang mengeluhkan pencemaran yang ditimbulkan oleh kegiatan industri tersebut. Warga mengeluh mencium bau yang tidak sedap dan sangat menyengat yang menyebabkan ketidak-nyamanan lingkungan, dan sumber airnya tercemar yang menyebabkan penyakit kulit seperti gatal-gatal di kulit akibat kontak/menggunakan air dari sumber tersebut. Keluhan warga tersebut menimbulkan wacana penutupan lingkungan industri kecil-IPK oleh Unit Pelayanan Terpadu- Lingkungan Industri Kulit UPT-LIK Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur Puspita, 2012; Dewi, 2013. Pada makalah ini disajikan informasi tentang tinjauan dari beberapa alternatif dalam penanganan dan pemanfaatan yang mungkin dapat dilakukan dalam rangka pendayagunaan kulit limbah turunan IPK menjadi produk yang berguna. Dimaksudkan sebagai upaya untuk menekan dampak lingkungan dan biaya cemaran, serta ditujukan untuk penyebar-luasan informasi kepada khalayak yang memerlukan dan menggeluti pemanfaatan kulit limbah menjadi produk yang berguna. Sekilas tentang proses penyamakan kulit Proses penyamakan kulit mentah dibagi menjadi 3 tiga tahapan proses utama. Tahap pertama adalah proses pengerjaan basah beam house, tahap kedua adalah proses penyamakan tanning, dan tahap ketiga adalah proses penyelesaian akhir/finishing Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, 1996; Zaenab, 2008; & Elfrida, 2012. Proses pengerjaan basah atau sering disebut proses pra-penyamakan terdiri atas beberapa tahapan yaitu sortasi, perendaman, pengapuran dan buang bulu, buang daging fleshing, pembelahan splitting, pencucian, buang kapur deliming, pengikisan protein bating, penghilangan lemak khusus untuk kulit domba, dan pengasaman pickling. Proses penyamakan tanning dapat dilakukan dengan bahan penyamak krom atau nabati. Menurut Li, et al. 2013 bahwa lebih dari 80% kulit di dunia disamak menggunakan krom. Keadaan ini karena kulit samak krom memiliki sifat yang lebih unggul apabila dibandingkan dengan kulit samak nabati yaitu dalam hal kelembutan, kelemasan, kekuatan tarik, kemudahan untuk diproses selanjutnya, dan suhu kerut. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Proses penyelesaian akhir atau proses paska penyamakan terdiri atas beberapa tahapan antara lain penyerutan shaving, netralisasi, penyamakan ulang re-tanning, pengecatan dasar, peminyakan dan finishing. Finishing terdiri atas pengeringan kulit, perenggangan staking, pengecatan tutup dan plating serta embosing Prayitno, 2017. Pada setiap tahapan proses tersebut diturunkan limbah yang dapat terdiri atas limbah padat, cair dan gas, dengan volume yang tergolong cukup besar. Sebagai contoh, pada setiap penyamakan kulit mentah basah yang diawetkan dengan garam 3 seberat 1 satu ton, digunakan bahan kimia seberat 452 kg dan air sebanyak ± 40 m . Dari penyamakan tersebut hanya dihasilkan kulit samak sebesar ± 255 kg, sisanya berupa limbah yang 3 terdiri atas bahan kimia ± 380 kg, air ± 40 m , dan kulit limbah ± 680 kg. Kulit limbah yang diturunkan terdiri atas kulit limbah turunan dari proses pra-penyamakan dan kulit limbah turunan sesudah proses penyamakan dengan jumlah masing-masing seberat ± 350 kg dan ± 330 kg Paul, et al., 2013. Menurut FAO 1996 setiap penyamakan kulit sebanyak 1 satu ton akan diturunkan limbah padat sebanyak 450 - 600 kg, yang terdiri atas kulit limbah yang berupa fleshing, trimming, buffing dust dan wet blue split. Setengah dari volume limbah tersebut pada keadaan kering mengandung krom kurang lebih sebesar 3%. Limbah yang diturunkan dari kulit sebelum dan setelah proses penyamakan ternyata cukup besar, sehingga perlu mendapatkan penangan secara serius dan khusus oleh IPK agar tidak menimbulkan pencemaran. Apabila limbah tersebut tidak segera ditangani, dipastikan akan menimbulkan masalah terhadap lingkungan di sekitarnya. Penggolongan limbah turunan dari penyamakan kulit Limbah yang diturunkan dari kulit pada industri penyamakan kulit berasal dari setiap tahapan proses dapat diklasifikasikan kedalam 3 tiga kelompok Ozgunay, et al., 2007 sebagai berikut pertama limbah yang diturunkan dari kulit yang belum disamak, berupa trimming dan fleshing. Kedua limbah yang diturunkan dari kulit yang telah disamak, berupa shaving dan buffing dust. Ketiga limbah yang diturunkan dari pewarnaan dan finishing, berupa trimming. Sedangkan IUE-2 2008 mengelompokkan limbah padat yang diturunkan dari penyamakan kulit menjadi 5 lima kelompok sebagai berikut a. Trimming green and limed merupakan kulit limbah hasil samping dari proses perapian trimming kulit segar dan proses pengapuran sebelum disamak. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 b. Limed splits merupakan kulit limbah hasil samping dari pembelahan splitting kulit pada proses pengapuran. c. White splitting merupakan kulit limbah hasil samping dari proses pembelahan splitting kulit yang disamak menggunakan bahan penyamak nabati. d. White shaving merupakan kulit limbah hasil samping dari proses shaving pengetaman kulit yang disamak menggunakan bahan penyamak ramah lingkungan antara lain aldehid, bahan samak nabati, dan syntan. e. Blue splits dan shavings merupakan kulit limbah hasil samping dari proses splitting pembelahan dan shavings pengetaman kulit yang disamak menggunakan bahan penyamak kimia krom. Limbah yang berupa white splitting, white shaving dan Blue splits serta shavings merupakan limbah yang diturunkan dari kulit yang telah disamak, namun untuk keperluan pengolahan terutama yang berkaitan untuk pangan penggolongannya dibedakan. Komponen kimia penyusun kulit limbah Komponen utama penyusun kulit limbah dapat dikatakan mirip atau sama dengan kulit asalnya kecuali kulit limbah yang diturunkan setelah penyamakan. Menurut Prayitno 2017 komponen penyusun kulit mentah segar terdiri atas air 60 - 70%, protein 25 - 35%, lemak 2,5 - 3,0%, karbohidrat < 2%, dan garam mineral 0,3– 0,5%. Air yang terkandung dalam kulit mentah merupakan komponen yang terbesar pada kulit, berpengaruh dan menentukan sifat fisik serta keawetan kulit. Protein merupakan komponen yang terbesar kedua setelah air, terdapat dalam dua jenis, yaituglobular dan fibrous. Protein globular terdiri atas globulin, albumin, dan musin, bersifat larut dalam larutan natrium klorida Suhenry, et al. 2015. Protein fibrous terdiri atas keratin, elastin, dan kolagen, bersifat tidak larut dalam pelarut organik maupun air. Kolagen pada kulit terdapat dalam jumlah yang cukup besar yaitu ± 70% dari bobot kering kulit, merupakan protein struktural yang utama pada kulit. Komponen asam lemak penyusun lemak/minyak binatang terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Komponen asam lemak tidak jenuh yang dominan terdiri atas asam palmitat dan stearat, sedangkan yang tidak jenuh terdiri atas oleat palmitoleat dan linoleat White, et al. 1964 . Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Karbohidrat pada kulit segar berada dalam jumlah kecil, bisanya berupa glikogen, gula, gula- amino, mukopolisakarida dan lainnya. Mineral pada kulit segar juga berada dalam jumlah sedikit, merupakan garam senyawa kalium, kalsium, magnesium dan natrium yang membentuk garam dengan fosfat, karbonat, klorida, atau sulfat. Komponen kulit segar merupakan media yang sangat baik dan cocok untuk tumbuh dan berkembangbiaknya mikroorganisme pembusuk dan perusak. Mikroorganisme pembusuk akan merobak protein yang terdapat pada kulit menjadi unsur yang lebih kecil, seperti alkohol, gas dan komponen-komponen bau. Perombakan kulit oleh aktivitas mikroorganisme akan menimbulkan bau busuk yang sangat menyengat. Oleh karena itu apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat dapat mencemari lingkungan. Kolagen terdiri atas berbagai jenis asam amino, biasanya perulangan dari glisin, prolin, dan hidroksiprolin “-gly-pro-hypro-gly-“. Gugus pada kolagen yang berperan dalam proses penyamakankulit adalah COOH dan -NH 2 . Pada titik isoelektrik gugus COOH dan -NH 2 berubah menjadi COO dan gugus amina -NH 3 . Gugus COO dan gugus amina -NH 3 akan berikatan dengan bahan penyamak bahan penyamak mineral, sintetis, dan nabati. Terikatnya gugus gugus tersebut menjadikan kulit samak awet dan tahan terhadap kerusakan mikroorganisme. Keadaan inilah yang membuat limbah turunan kulit samak tidak berbau busuk pada penyimpanan di dalam Krom trivalen Cr sebagai bahan penyamak berikatan-silang crosslinking dengan serat kolagen kulit, sehingga menghasilkan kulit samak yang memenuhi kualitas sesuai dengan yang3 dikehendaki. Krom trivalen Cr dalam jumlah sedikit pada kulit samak, dalam kondisi tertentu+6 dapat dioksidasi menjadi krom heksavalen Cr yang sangat toxic dan bersifat karsinogen Vaskova, et al., 2013. Limbah turunan kulit samak krom digolongkan ke dalam limbah yang berbahaya karena mengandung kromium Andrioli & Gutterres, 2015. Di Indonesia limbah kulit samak krom dikatagorikan kedalam bahan berbahaya dan beracun B3. Komponen kimia penyusun limbah turunan kulit samak berbeda dengan komponen kimia penyusun limbah turunan kulit segar. Komponen kimia kulit limbah yang berupa shaving adalah sebagai berikut air 37,82%; protein 52,45%; lemak 0,58%; dan krom 3,74% Sutyasmi, 2012. Kandungan air dan lemak limbah turunan kulit samak lebih rendah dari pada kadar air limbah turunan kulit segar. Kandungan protein limbah turunan kulit samak lebih tinggi dari pada kandungan protein limbah turunan kulit segar, dan kurang lebih sama dengan yang terdapat pada kulit pikel, yaitu sama-sama tidak mengandung protein globular dan hanya mengandung proteinfibrous atau kolagen, karena protein globular telah dikeluarkan atau dihilangkan pada tahap sebelumnya. Disamping itu didalam limbah turunan kulit samak mengandung bahan penyamak, seperti krom apabila penyamakan menggunakan krom. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya Pemanfaatan limbah turunan dari kulit Limbah padat turunan IPK dapat dimanfaatkan untuk bahan bukan pangan dan sebagian dapat digunakan sebagai bahan pangan. Pemanfaatan sebagai bahan pangan antara lain untuk kerupuk, gelatin dan minyak. Limbah padat yang dapat digunakan sebagai bahan pangan dibatasi hanya yang berasal dari turunan dari kulit pada proses pra-penyamakan, yaitu trimming green and limed, lime splits dan fleshing IUE-2, 2008. Disamping itu lime splits juga dapat digunakan untuk makanan binatang piaraan dog chews, menurut informasi dari industri limbah tersebut juga telah digunakan untuk campuran pakan ayam unggas dan ikan. Pemanfaatan yang bukan untuk bahan pangan antara lain untuk gelatin teknis fotografi, farmasi, perekat, pupuk, hidrolisat kolagen, kompos, pupuk, gelatable protein, produksi sodium chromate, bahan bangunan, pembuatan batu-bata brick, insulator, batako conblock, pembuatan papan kulit leather board, sol sepatu dan kertas seni serta barang kerajinan lainnya. Secara ringkas kesesuaian pemantataan limbah turunan kulit yang disarikan dari rekomendasiIUE-2 2008, hasil penelitian Cabeza, et al., 1998, Nawaz, et al., 2010, dan Sutyasmi 2012, serta beberapa peneliti disajikan pada Tabel 1 berikut Tabel 1. Pemanfaatan limbah turunan industri penyamakan kulit. No Jenis limbah Dapat dimanfaatkan untuk produk 1 pangan perekat tallow sabun, fatliquor, dll brick gelatin pangan dan teknis perekat pupuk kerupuk kompos makanan binatang piaraan aditif kolagen brick, conblock, leather board gelatin untuk pangan dibatasi insulator kompos kertas seni pupuk sol sepatu 3 Trimming green and limed dan fleshing Limed splits White splitings Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 ISSN 2477-3298 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya 4aditif pakan ternak binder brick, conblock. leather board gelatin hidrolisat kolagen/gelatable gelatin insulator pupuk sol sepatu kertas seni aditif pakan ternak binder brick, conblock. leather board gelatin teknis hidrolisat kolagen/gelatable protein insulator kertas seni perekat pupuk sodium kromat sol sepatu5 White shavings Blue splits, shavings, and dust Tidak semua kulit limbah IPK cocok dan sesuai untuk bahan pangan, hanya kulit limbah yang diturunkan pada tahap pra-penyamakan saja yang diperbolehkan untuk di proses menjadi bahan pangan. Namun demikian kulit limbah turunan kulit yang disamak nabati juga diperbolehkan untuk bahan pangan, akan tetapi penggunaannya dibatasi IUE-2, 2008. Pada prinsipnya semua kulit limbah turunan IPK seperti trimming green and limed dan fleshing, limed splits, white splitings, white shavings dan blue splits, shavings, serta dust dapat di proses menjadi gelatin. Gelatin yang dihasilkan dari setiap jenis limbah memiliki kesesuaian kegunaan yang berdeda. Keadaan ini disebabkan kandungan kimia yang terdapat pada setiap jenis limbah juga berbeda-beda, khusus pada blue splits, shavings, dan dust mengandung logam kromtrivalen yang pada kondisi tertentu dapat berubah nenjadi krom heksavalen yang bersifat sangat toksik dan karsinogen. Sehingga gelatin yang di produksi dari blue splits, shavings, dan dust hanya diperbolehkan untuk gelatin teknis. Proses Produksi Gelatin Seperti telah disampaikan di muka bahwa semua jenis limbah turunan IPK dapat di proses menjadi gelatin dengan peruntukan yang berbeda-beda sesuai asal bahan bakunya. Produk gelatin yang dihasilkan dari kulit limbah tergantung pada proses yang digunakan. Proses produksi gelatin menggunakan asam, diperoleh gelatin tipe A, sedangkan proses produksi menggunakan basa, ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 dihasilkan gelatin tipe B. Hal-hal yang berpengaruh dalam proses produksi gelatin antara lain adalah bahan baku, konsentrasi dan jenis asam/basa, perbandingan asam/basa dengan bahan baku gelatin, waktu dan suhu hidrolisis serta pengadukan Hastutiningrum, 2009 Secara umum proses produksi gelatin dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan bahan baku tahap pertama, tahap konversi kolagen menjadi gelatin tahap kedua dan tahap ketiga adalah pemurnian dan pengeringan gelatin Kemenristek., 1990. Tahap persiapan bahan baku meliputi penghilangan bahan bukan kolagen seperti kapur dan minyak serta pengecilan ukuran. Tahap kedua konversi kolagen menjadi gelatin menggunakan asam/basa pada konsentrasi dan waktu tertentu serta ekstraksi gelatin dari kolagen. Tahap pemurnian dan pengeringan gelatin sampai kadar air ±10% serta pengecilan ukuran biasanya melalui penggilingan. Asam yang digunakan pada proses produksi gelatin dapat berasal dari asam organik dan asam anorganik. Asam organik yang digunakan antara lain asam; asetat, sitrat, fumarat, askorbat, malat, suksinat, dan tartarat. Asam anorganik yang dapat digunakan antara lain asam hidroklorat, fosfat, dan sulfat. Sedangkan larutan basa yang dapat digunakan antara lain larutan kalsium hidrosida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida. Rendemen gelatin yang di proses menggunakan asam, lebih banyak apabila dibandingkan dengan yang diproses menggunakan basa. Namun demikian karakteristik gelatin seperti kekuatan gel, berat molekul, dan viskositas pada proses basa lebih baik daripada yang di proses menggunakan asam Nurhalimah, 2010. Pada umumnya gelatin dibidang pangan digunakan untuk pengental, penggumpal, membuat produk menjadi elastis, pengemulsi, penstabil, pembentuk busa, pengikat air, pelapis tipis dan pemerkaya gizi Fauzi, 2007. Disamping itu juga dapat dimanfaatkan untuk pengikat air, konsistensi dan stabilitas produk, memperbaiki tekstur, pengisi, penjernih sari buah, menjaga kesegaran dan pengawetan buah Pranoto, 2006. Edible coating menggunakan gelatin kulit sapi dapat memperpanjang kesegaran buah jeruk Wulandari, 2012. Kombinasi gelatin dengan bentonit dalam penjernihan sari buah apel manalagi dapat memberikan hasil yang sangat baik Nasution, 2011. Disamping itu gelatin juga dapat digunakan sebagai flokulan dalam pengolahan air limbah Sugihartono, dkk., 2015. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 PEMBAHASAN Limbah turunan kulit pada industri penyamakan kulit apabila tidak ditangani dengan segera akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan industri dan sekitarnya. Pencemaran yang pertama kali dirasakan adalah terjadinya bau yang tidak sedap atau bau busuk yang sangat menyengat indera penciuman. Kemudian pencemaran sebagai akibat penggunaan bahan penolong proses yang terikut pada air buangan yang dapat menyebabkan tercemarnya air tanah, iritasi kulit, atau gatal-gatal. Gatal-gatal dan iritasi pada kulit antara lain disebabkan adanya sisa krom yang terikut pada air limbah dan kemungkinan telah berubah menjadi krom heksavalen. Timbulnya bau pada limbah disebabkan oleh dekomposisi lebih lanjut dari senyawa organik, seperti protein dan lemak. Dekomposisi protein menjadi komponen-komponen yang sederhana seperti amonia, gugus thiol, asam sulfida Oktavia, dkk., 2012, alkohol, beberapa gas seperti karbon dioksida, hidrogen, dan metana serta komponen-komponen berbau busuk seperti merkaptan seperti indol, skatol merkaptan hidrogen dan sulfida. Sedangkan dekomposisi lemak menghasilkan asam lemak lemak rantai pendek yang juga menimbulkan bau tidak sedap atau bau busuk yang menyengat. Komponen kulit yang sengaja dipisahkan dari kulit dan terikut dalam limbah cair antara lain protein yang larut air dan lemak/minyak. Protein larut air dikeluarkan pada proses bating, sedangkan lemak/minyak yang dikeluarkan pada proses degreasing. Oleh karena itu limbah cair disamping mengandung bahan kimia yang digunakan pada proses penyamakan juga mengandung protein dan lemak/minyak. Paul, et al., 2013 menyatakan bahwa dalam penyamakan satu ton kulit 3 basah yang diawetkan dengan garam diperlukan air kurang lebih 40 m . Disisi lain kandungan protein yang larut air dan lemak/minyak pada kulit relatif kecil, dengan demikian konsentrasi protein larut air dan lemak/minyak dalam limbah cair industri penyamakan kulit juga rendah. Oleh karena itu sokongan cemaran bau yang berasal dari turunan kulit pada limbah cair juga rendah. Sampai dengan saat ini limbah turunan kulit pada industri penyamakan kulit di beberapa industri penyamakan kulit sapi telah dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Limbah tersebut berupasplitting kulit sapi yang diperoleh pada proses pra-penyamakan. Limbah proses splitting oleh pihak ketiga diolah menjadi kerupuk. Walaupun demikian bau tidak sedap yang sangat menyengat masih tercium pada lingkungan industri penyamakan kulit yang sampai dengan saat ini masih belum dapat teratasi dengan sempurna. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Bau menyengat tersebut diduga didominasi dari kulit maupun turunannya yang berasal dari proses pra-penyamakan. Kulit maupun turunannya tersebut mengandung protein, lemak dan air dalam jumlah besar, sehingga merupakan media yang sangat cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme. Disisi lain kulit samak termasuk limbahnya relatif tahan terhadap mikroba perusak. Limbah kulit samak krom perlu penangan khusus karena krom yang dikandungnya apabila digunakan untuk menimbun tanah dapat mengalami leaching dan pada akhirnya dapat berubah menjadi krom heksavalen yang sangat berbahaya bagi mahluk hidup dan karsinogen. Tidak menunda proses penyamakan kulit dan penanganan dengan segera limbah kulit yang diturunkan pada proses pra-penyamakan, diduga dapat mengurangi atau meminimalisir terjadinya bau busuk pada industri penyamakan kulit. Limbah yang diturunkan pada proses pra-penyamakan yang berupa fleshing dapat diproses menjadi tallow, sedangkan green trimming/shaving dapat diolah menjadi bahan pangan seperti gelatin atau krupuk. Gelatin merupakan produk hasil hidrolisis kolagen secara parsial, memiliki kegunaan yang sangat luas baik dibidang pangan, fotografi, kosmetika, maupun kesehatan seperti dan kedokteran Sompie, et al., 2012. Jumlah limbah yang diturunkan dari proses pra-penyamakan cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal serta menimbulkan cemaran bau yang sangat menyengat. Di Indonesia gelatin masih merupakan barang impor, namun demikian limbah yang diturunkan dari proses pra- penyamakan belum direspon oleh kalangan industri untuk memanfaatkannya sebagai bahan baku dalam memproduksi gelatin secara komersial. Proses pengolahan gelatin dari limbah dapat dilakukan secara terpisah atau terpadu dengan industri penyamakan, dengan demikian dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan kerja baru Sugihartono, 2014. Secara konvensional limbah industri penyamakan kulit dapat dimanfaatkan untuk brick, conblock, leather board dan insulator board. Sebenarnya beberapa tahun yang telah berlalu limbah industri penyamakan kulit tersebut telah dimanfaatkan secara konvensional oleh beberapa pengusaha. Namun dikarenakan pasar belum sepenuhnya menerima kehadiran produk tersebut, maka untuk sementara waktu pengusahan menghentikan produksinya. Pengolahan menjadi gelatin merupakan pilihan yang menguntungkan karena gelatin dapat digunakan secara luas. Gelatin yang diproduksi dari kulit limbah pra penyamakan dapat dan diperbolehkan digunakan untuk industri pangan dan lainnya. Sedangkan gelatin yang diproduksi dari kulit limbah paska penyamakan hanya diperbolehkan untuk gelatin bukan pangan. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Ditinjau dari aspek ekonomi, pengolahan kulit limbah turunan proses pra-penyamakan menjadi gelatin merupakan tindakan yang sangat strategis, karena memproses limbah menjadi produk yang memiliki nilai ekonomi, serta membantu menangani dan menekan jumlah limbah. Dengan demikian dapat menekan, meminimalisir, dan mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan terutama bau. Sehingga setidaknya industri penyamakan memperoleh keuntungan yang berlebih yaitu mengurangi biaya penanganan limbah, dan meminimalisir serta mengurangi terjadinya pencemaran. Pemanfaatan kulit limbah menjadi produk yang berguna akan meningkatkan nilai tambah, menekan jumlah limbah, dan optimalisasi pemanfaatan kulit. Disamping itu Sugihartono 2013 juga mengemukakan bahwa pemanfaaatan limbah menjadi produk yang berguna akan dapat mengurangi dan menekan biaya lingkungan, menciptakan lapangan kerja dan usaha baru yang pada gilirannya mengurangi keluhan warga serta menjamin kelangsungan IPK dalam berusaha. KESIMPULAN Kulit limbah turunan industri penyamakan kulit dapat dimanfaatkan untuk makanan, gelatin teknis, kompos, gelatable protein, produksi sodium kromat, bahan bangunan, sol sepatu dan kertas seni serta barang kerajinan lainnya. Pengolahan limbah kulit yang diturunkan pada proses pra- penyamakan menjadi tallow dan gelatin, dapat meninimalisir dan menekan terjadianya pencemaran PUSTAKA Andrioli, E. & Gutterres, M. 2015. Evaluation of waste management in tanneries, Proceding XXXIII IULTCS Congress, Novo Hamburgo/Brazil,180, 1-9. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristek. 1990. Teknologi Pangan dan Agroindustri. Volume 1 Nomor 9. 43. Gelatin, hal 133-135. diakses 17 Juni 2013 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. 1996. Buku Panduan Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan, Industri Penyamakan Kulit. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan. Jakarta Buter, J. & Biedermann, T. 2017. Chromium VI Contact Dermatitis Getting Closer to Understanding to Understanding the Underlying Mechanisms of Toxicity and Sensitization. Journal of Investigative Dermatologi, 1372, 274-277. Cabeza, Taylor, DiMaio, Brown, Marmer, Carrio, R., Celma, & Cot, J. 1998. Processing of leather waste pilot scale studies on chrome shavings. Isolation of potentially valuable protein products and chromium. Waste Management, 18, 211-218. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Covington, A. D. 2009. Tanning Chemistry The science of leather. Cambride, UK The Royal Society of Chemistry. Dewi, PR. 2013. Pengusaha Penyamakan Kulit Terancam Penutupan 2 April 2013. Elfrida, SR. 2012. Menggunakan Metoda Elektrokoagulasi Pada Pengolahan Limbah Industri Penyamakan Kulit Menggunakan Alumunium Sebagai Sacrificial Elektroda. Universitas Pendidikan Indonesia. Repository. Upi. Edu. FAO Food and Agriculture Oganization. 1966. 3 Tanneries. akses 28 Mei 2013. Fauzi, Rahmi. 2007. Gelatin. http//www. , diakses 17 Juli 2012. Fuck, W. F., Gutterres, M., Marcilio, N. R., & Bordingnon, S. 2011. The influence of chromium supplied by tanning and wet finishing processes on the formation of Cr VI in leather. Brazilian Journal of Chemical Engineering, 282, 221-228. Hastutiningrum, S. 2009. “Pemanfaatan Limbah Kulit Split Industri Penyamakan Kulit Untuk Glue Dengan Hidrolisis Kolagen”. Jurnal Teknologi, 22, 208-212. IUE The International Union Environment Commission-2. 2008. Recomendation For Tannery Solid By Product Managementakses 18 April 2013. Li, J., Yan, L., Shi, B., & Zhang, J. 2013. A Novel approach to clean tanning technology. Journal Chemical engineering, 7, 1203 – 1212. Nasution, 2011. Aplikasi Bahan Penjernih Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah “Haze” Pada Industri Sari Buah Apel Manalagi Malus sylvestris Mill. elibrary. Bahan..., diakses 16 September 2013. Nawaz, Solangi, Nadeem, U., & Zehra, B. 2010. Preparation of High Exhaust Chrome from Leather Shavings and Hydrocarbons with its Application in Leather Processing for Green Tanning Technology. Journal Chemical Society of Pakistan, 324, 525-530. Nurhalimah, E. 2010. Comparison of Gelatin Extraction Process of Bovine Hide Split by Acid and base Process. diakses 18 Juni 2013. Oktavia, Mangunwidjaja, D., & Wibowo, S. 2012. Pengolahan limbah cair perikanan menggunakan konsorsium mikroba indigenous proteolitik dan lipolitik. Jurnal AGROINTEK, 62, 65-71. Ozgunay, H., Colak, S., Mutlu, MM., and Akyuz, F. 2007. Characterization of Leather Industry Wastes. PolishJournal of 867-873. Paul, H. L. Phillips, P. S. Covington, A. D. Evans, P. And Antunes, A. P. M. 2013. Dechroming Optimisation of Chrome Tanned Leather Waste As Potential Poultry Feed Additive A Waste th th to Resources. Proceding XXXII. Congres of UILTCS. May 29 2013. Istambul, Turkey. – 31 Pranoto,Y. 2006. Potensi Gelatin Ikan Untuk Menggantikan Gelatin Mamalia di Bidang Pangan. Prosiding PATPI, S84 –S96. Prayitno. 2017. Teknologi Bersih Proses Penyamakan Kulit. Grafika Indah, Yogyakarta. Prayitno. 2009. Kajian Penerapan Recycle, Reuse dan Recovery Untuk Proses Produksi Kulit Wet Blue Pada Industri Penyamakan Kulit. Majalah Kulit, Karet dan Plastik, Yogyakarta, 251, 45-52. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Puspita, 2012. Terancam Tutup, Pengusaha Penyamakan Kulit Resah. http// indonesiarayanews. com/news/ekbis/12-31-2012, diakses 18 April 2013. Saha, R., Nandi, R., & Saha, B. 2011. Sources and toxicity of hexavalent chromium. Journal of Coordination Chemistry, 6410, 1782-1806. Sompie, M., Triatmojo, S., Pertiwining rum, A., & Pranoto, Y. 2012 . “The Effects Of Animal Age And Acetic Acid Concentration On Gelatin Pigskin”. Journal Of The Indonesian Tropical Animal Agriculture, 373, 176-182. Sugihartono, S., Sutyasmi, S., & Prayitno, P. 2015. Pemanfaatan trimming kulit pikel sebagai flokulan melalui hidrolisis kolagen menggunakan basa untuk penjernihan air. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 311, 37- Sugihartono. 2014. Kajian gelatin dari kulit sapi limbah sebagai renewable flocculants untuk proses pengolahan air. Jurnal Riset Industri Journal of Industrial Research, 83, 179– 2013. Pemanfaatan limbah penyamakan kulit menjadi gelatin untuk industri pangan. Jurnal Riset Teknologi Industri. 714, 87-99. Sutyasmi, S. 2012, Daur ulang limbah shaving industri penyamakan kulit untuk kertas seni. Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 282 113-121, Suhenry, S., Widayati, Hartarto, dan Suprihadi, S. 2015. Proses pembuatan gelatin dari kulit kepala sapi dengan proses hidrolisis menggunakan katalis HCl. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia. Yogyakarta. 18 Maret 2015. Vaskova, H., Kolomaznik, K., and Vasek, V. 2013. Hydrolysis Process of Collagen Protein from Tannery Waste Materials for Production of Biostimulator and its Mathematical Model. International Journal Of Mathematical Models And Methods In Apllied Sciences, 75, 568- 575. White, A., Handler, P., & Smith, 1964. Principles of Biochemistry 6th ed, International Student Edition, The Blakiston Division, Mc Grow-Hill Book Company, New York, Toronto, London, Kogakusha Company, LTD Tokyo. Wulandari, D. 2012. Pemanfaatan Limbah Kulit Sapi Untuk Gelatin Sebagai Edible Coating dalam Memperpanjang Masa Kesegaran Buah Jeruk. Akademi Teknologi Kulit. Yogyakarta. Zaenab, 2008. Industri Penyamakan Kulit dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Kesehatan Lingkungan Makasar. Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya ISSN 2477-3298 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-7 Yogyakarta, 29 Agustus 2018 Pemanfaatan Limbah Turunan Industri Penyamakan Kulit sebagai Upaya Dalamlaporan penelitian ini saya mengambil judul "Pemanfaatan kulit mangga dalam bidang pangan" yang melatar belakangi pemilihan judul tersebut ialah untuk memberitahukan bahwa kulit mangga bukan hanya dapat dijadikan kompos saja, namun dapat juga dijadikan bahan pangan bagi masyarakat sekitar dan untuk mengurangi banyaknya limbah pada lingkungan masyarakat. Selama ini Anda mungkin hanya menggunakan produk perawatan kulit untuk mendapatkan kulit putih dan cerah. Padahal, terdapat sejumlah makanan yang membantu produk skincare bekerja lebih baik untuk memutihkan sekaligus menjaga kesehatan kulit. Kulit adalah salah satu organ tubuh yang penting untuk Anda jaga kesehatannya. Tak hanya melalui produk perawatan, Anda bisa menjaga kesehatan kulit lewat makanan bernutrisi. Anda sebaiknya mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin dan mineral yang penting untuk kulit. Konsumsi makanan ini secara rutin turut menjaga kesehatan kulit. Beberapa jenis makanan, seperti sayuran dan buah-buahan, bisa membantu kulit putih dan cerah sehingga Anda dapat tampil dengan lebih percaya diri. Berikut adalah sejumlah makanan untuk mencerahkan kulit yang bisa Anda konsumsi. 1. Kiwi Buah kiwi merupakan salah satu buah-buahan yang memiliki kandungan vitamin C tinggi. Sebuah studi dalam International Journal of Dermatology 2010 menunjukkan penggunaan vitamin C selama 12 minggu membantu menghilangkan melasma atau hiperpigmentasi. Hal ini berarti vitamin C mampu mencerahkan kulit. Selain itu, vitamin C ini bekerja sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas yang menyebabkan penuaan kulit. Untuk mendapatkan manfaat optimal, pastikan Anda memakan bagian kulit kiwi yang justru memiliki kandungan senyawa antioksidan tiga kali lipat daripada daging buahnya. Dengan memakan kiwi bersama kulitnya, Anda dapat merasakan manfaat lebih banyak dari makanan untuk memutihkan kulit ini dalam melawan radikal bebas. 2. Tomat Tomat yang biasa Anda temukan dalam salad atau lalapan ternyata bermanfaat untuk membuat kulit lebih cerah berkat kandungan vitamin C di dalamnya. Selain vitamin C, makanan untuk kulit cerah ini mengandung senyawa likopen, yakni salah satu jenis karotenoid yang memberi warna merah pada buah tomat. Likopen dalam tomat akan melindungi kulit Anda dari paparan sinar UV dan menurunkan risiko kanker kulit, seperti karsinoma kulit nonmelanoma. Likopen juga akan meningkatkan status antioksidan dalam kulit. Hal ini membuat sel-sel kulit lebih mampu untuk melawan radikal bebas dari lingkungan. 3. Biji bunga matahari Selama ini Anda mungkin hanya menganggap biji bunga matahari atau kuaci hanya sebagai makanan ringan untuk mengisi waktu luang saja. Namun jangan salah, kuaci ternyata bermanfaat untuk membuat kulit Anda lebih cerah berkat kandungan nutrisi yang mampu menjaga kesehatan kulit. Biji bunga matahari tinggi akan vitamin E. Penggunaan vitamin E langsung ke kulit, seperti pada produk skincare membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Pada akhirnya, manfaat vitamin E juga akan membantu Anda dalam memutihkan kulit kusam. Selain itu, terdapat kandungan penting lain dalam biji bunga matahari, seperti protein, selenium, dan zinc yang baik untuk kesehatan kulit. 4. Kacang almon Kacang almon dan kacang-kacangan lain memang enak dan mengandung nutrisi penting, termasuk vitamin E, vitamin C, zinc, dan selenium. Kandungan asam lemak omega-3, seperti eicosapentaenoic acid EPA dalam kacang almond juga bermanfaat untuk kesehatan kulit. Dalam sebuah penelitian, asupan 4 gram EPA selama tiga bulan membantu meningkatkan ketahanan kulit terhadap efek kulit terbakar matahari sunburn. Pasalnya, kulit yang terkena sinar matahari terus-menerus bisa menimbulkan kulit kusam dan kering, bintik-bintik gelap, hingga meningkatkan risiko kanker kulit. Meski begitu, hindari konsumsi kacang-kacangan secara berlebihan yang bisa memicu efek samping, seperti sakit perut, perut kembung, dan alergi bagi sebagian orang. 5. Alpukat Alpukat merupakan buah kaya lemak sehat yang menjadi salah satu pilihan makanan untuk memutihkan kulit Anda. Lemak sehat ini penting dalam memberikan kelembapan dan menghidrasi kulit. Hal ini dapat membantu kulit Anda agar terlihat lebih muda dan sehat. Selain itu, buah alpukat tinggi kandungan vitamin C dan vitamin E yang bagus untuk kulit. Kombinasi vitamin C dan E dalam penelitian juga telah terbukti menunjukan kemanjuran yang lebih baik untuk mengobati melasma. 6. Wortel Wortel merupakan salah satu sumber vitamin A dalam bentuk betakaroten. Tubuh Anda butuh nutrisi ini untuk memperbaiki jaringan dalam kulit yang rusak. Konsumsi wortel secara rutin akan membantu membuat kulit Anda lebih sehat. Vitamin A juga membantu melawan kulit terbakar matahari dan keriput. Penggunaan retinol sebagai bahan aktif dari vitamin A dalam skincare juga bisa membuat kulit Anda tampak lebih cerah. Selain sebagai produk anti-aging, retinol juga membantu melawan bintik-bintik hitam akibat sinar matahari dan gangguan hiperpigmentasi lainnya. 7. Ikan dan seafood Ikan dan seafood, seperti ikan salmon, ikan sarden, dan tiram tinggi kandungan vitamin B12 untuk menjaga agar kulit Anda lebih sehat. Pasalnya, kekurangan vitamin B12 dapat meningkatkan risiko Anda mengalami penyakit hiperpigmentasi yang membuat kulit tampak lebih gelap. Meski jarang terjadi, sebuah studi dalam Journal of Family Medicine and Primary Care 2018 menunjukkan pemberian vitamin B12 mampu mengatasi hiperpigmentasi. Pasien hiperpigmentasi yang memperoleh asupan vitamin B12, baik secara oral maupun suntik, bersamaan dengan pengobatan lain mampu sembuh sepenuhnya dalam 8 minggu. Selain itu, ikan dan seafood juga kaya akan asam lemak omega-3 untuk membantu mengatasi masalah kulit terkait peradangan, termasuk mengurangi jerawat. 8. Brokoli Brokoli adalah salah satu sayuran yang mengandung vitamin C tinggi dan dapat Anda jadikan menu makanan untuk membantu memutihkan kulit. Sama halnya dengan makanan yang mengandung vitamin C sebelumnya, brokoli melindungi kulit dari radikal bebas yang menyebabkan kulit keriput dan tampak lebih gelap. Selain itu, sayuran hijau ini juga memiliki kandungan senyawa khusus bernama sulforaphane. Dalam penelitian, senyawa sulforaphane atau sulforafana ini membantu melindungi dari kulit tubuh Anda dari efek penuaan akibat sinar matahari. 9. Buah beri Macam-macam buah beri, seperti stroberi, rasberi, dan bluberi tergolong buah sumber vitamin C dan antioksidan yang berguna untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari. Efek perlindungan dari radikal bebas dan sinar matahari dalam vitamin C juga bisa mencegah kulit Anda dari keriput dan penuaan dini. Buah stroberi juga mengandung asam malat yang merupakan salah satu keluarga asam buah yang disebut alpha hydroxy acid AHA. AHA merangsang pengelupasan sel kulit mati sehingga bisa membantu memutihkan dan mencerahkan kulit Anda secara alami. Tips untuk menjaga kesehatan kulit Selain memenuhi kebutuhan nutrisi dari makanan untuk kulit putih dan cerah di atas, Anda juga mengimbangi dengan minum air putih setiap harinya. Mencukupi kebutuhan air membantu tubuh Anda tetap terhidrasi dan memastikan kulit lembap. Hindari pula kebiasaan yang berdampak buruk, seperti merokok, kurang tidur, dan stres yang bisa menyebabkan munculnya berbagai masalah kulit. Hal terpenting, Anda juga perlu melakukan perawatan kulit rutin, seperti mencuci muka, memakai pelembap, dan tabir surya sesuai jenis kulit Anda. Gunakan juga produk skincare untuk mencerahkan kulit yang mengandung nutrisi seperti yang disebutkan di atas, seperti vitamin C, vitamin E, dan retinol. Jika Anda ragu dalam memilih produk perawatan yang tepat, silakan konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi terbaik.
Pemanfaatansenyawa hidrokarbon dalam bidang industri. Saat ini bahan kimia hampir dipakai dalam setiap bidang. kehidupan, termasuk di bidang industri. Industri-industri yang. menggunakan bahan kimia antara lain industri semen, cat, dan. industri kimia.
Bagaimana Pemanfaatan Kulit dalam Bidang Pangan dan Industri 2021-05-10 By Rahmi On Mei 10, 2021 In Kesehatan Kulit hewan selalu menjadi sumber masalah dalam industri pangan dan industri. Namun, bagaimana jika kita memberikan perhatian lebih pada kulit hewan dan memanfaatkannya dengan baik? Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pemanfaatan kulit dibidang pangan dan dalam bidang industri. Pemanfaatan Kulit dalam Bidang Pangan Kulit hewan seperti sapi, kambing,Continue Reading
Tentubanyak yang dapat dimanfaatkan dalam penggunaan energi nuklir ini seperti halnya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), sinar X pada bidang kesehatan, dan juga iradiasi sinar gamma yang dimanfaatkan dalam bidang pertanian untuk mendukung ketahanan pangan. Pada bidang pertanian, awal mula penggunaan teknologi iradiasi sinar gamma Kulit hewan selalu menjadi sumber masalah dalam industri pangan dan industri. Namun, bagaimana jika kita memberikan perhatian lebih pada kulit hewan dan memanfaatkannya dengan baik? Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana pemanfaatan kulit dibidang pangan dan dalam bidang industri. Pemanfaatan Kulit dalam Bidang Pangan Kulit hewan seperti sapi, kambing, dan babi biasanya diabaikan dan dibuang. Namun, kulit hewan memiliki banyak manfaat dalam bidang pangan. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan dasar pembuatan gelatin. Gelatin adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan seperti permen, jeli, dan makanan penutup lainnya. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat kerupuk kulit. Kerupuk kulit adalah makanan ringan yang terbuat dari kulit hewan yang dipotong tipis dan digoreng. Kerupuk kulit kaya akan protein dan serat, sehingga baik untuk kesehatan kita. Kerupuk kulit juga dapat dijadikan alternatif pengganti kerupuk dari tepung terigu atau jagung. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan pengganti daging dalam makanan vegetarian. Kulit hewan mengandung protein yang sama dengan daging, sehingga dapat dijadikan alternatif pengganti daging dalam makanan vegetarian. Selain itu, kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan dasar produk makanan seperti sosis dan ham. Pemanfaatan Kulit dalam Bidang Industri Kulit hewan juga memiliki banyak manfaat dalam bidang industri. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan dasar pembuatan bahan bakar. Kulit hewan dapat diolah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil yang semakin langka dan mahal. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kertas. Kulit hewan mengandung serat yang kuat dan tahan lama, sehingga sangat cocok untuk pembuatan kertas. Kertas yang terbuat dari kulit hewan memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan kertas yang terbuat dari kayu. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kulit sintetis. Kulit sintetis adalah bahan yang terbuat dari bahan-bahan buatan manusia yang meniru kulit asli. Kulit sintetis dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sepatu, tas, jaket, dan produk kulit lainnya. Kesimpulan Dari artikel ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kulit hewan memiliki banyak manfaat dalam bidang pangan dan industri. Penggunaan kulit hewan yang tepat dapat membantu mengurangi limbah dan memperluas sumber daya alam yang ada. Namun, kita juga harus memperhatikan etika dalam penggunaan kulit hewan. Kita harus memastikan bahwa kulit hewan yang digunakan berasal dari sumber yang terpercaya dan diproses dengan cara yang baik untuk menjaga kesejahteraan hewan dan kualitas produk yang dihasilkan. 2021-05-10
manfaatbiologi dalam bidang industri: 1. terciptanya produk makanan seperti probiotik dan prebiotik. 2. banyak dihasilkan vaksin dan obat yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dikehidupan yang semakin modern ini timbul berbagai macam penyakit sehingga para ilmuan berusaha untuk mengobati penyakit tersebut sehingga ditemukannya vaksin.
Bagaimana Pemanfaatan Kulit Dibidang Pangan Dan Dalam Bidang Industri – Kulit merupakan bagian yang sangat penting pada tubuh hewan. Penggunaan kulit hewan dalam bidang pangan dan industri telah dilakukan selama ratusan tahun. Kulit merupakan komponen yang berharga yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang. Mulai dari makanan, pakaian, alas kaki, dan bahkan industri farmasi. Kulit hewan yang telah diproses dengan benar dapat dikonsumsi oleh manusia. Salah satu makanan yang terbuat dari kulit hewan adalah sosis. Sosis merupakan makanan yang sangat disukai banyak orang dan terbuat dari kulit babi yang diproses. Selain itu kulit hewan juga digunakan untuk menghasilkan makanan lain seperti keripik kulit ayam, keripik kulit ikan, dan banyak lagi. Kulit hewan juga merupakan bahan yang sangat berguna dalam bidang industri. Kulit hewan dapat digunakan untuk membuat tali, benang, jahit, dan semacamnya. Selain itu, kulit juga dapat digunakan untuk membuat alas kaki. Kulit hewan digunakan untuk membuat sepatu, sandal, dan sejenisnya. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat tas, jaket, dan berbagai macam pakaian. Kulit hewan juga dapat digunakan dalam industri farmasi. Kulit hewan dapat digunakan untuk membuat obat-obatan dan bahan kimia. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat kapsul, salep, dan berbagai macam produk farmasi lainnya. Kulit hewan dapat dimanfaatkan dalam skala besar. Namun, penting untuk diingat bahwa kulit hewan harus diproses dengan benar agar aman untuk dikonsumsi manusia. Proses yang benar berarti kulit hewan harus dibersihkan, direndam, dan disimpan dengan baik. Ini akan memastikan bahwa kulit hewan aman untuk dikonsumsi dan bisa dimanfaatkan dalam bidang pangan dan industri. Penjelasan Lengkap Bagaimana Pemanfaatan Kulit Dibidang Pangan Dan Dalam Bidang Industri1. Kulit merupakan bagian yang penting pada tubuh hewan, yang telah dipakai selama ratusan tahun dalam bidang pangan dan Kulit hewan yang telah diproses dengan benar dapat dikonsumsi oleh manusia, seperti Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tali, benang, jahit, alas kaki, tas, jaket dan pakaian. 4. Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk membuat obat-obatan, bahan kimia, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. 5. Pemrosesan kulit hewan harus dilakukan dengan benar agar aman untuk dikonsumsi manusia. 1. Kulit merupakan bagian yang penting pada tubuh hewan, yang telah dipakai selama ratusan tahun dalam bidang pangan dan industri. Kulit merupakan bagian yang penting pada tubuh hewan yang telah dipakai selama ratusan tahun dalam bidang pangan dan industri. Kulit hewan telah lama digunakan oleh manusia untuk berbagai tujuan, baik sebagai makanan maupun untuk tujuan industri. Dalam bidang industri, kulit hewan biasanya digunakan untuk membuat produk dari kulit seperti sepatu, tas, jaket, pakaian, aksesoris, dan lain-lain. Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai jenis produk yang kuat, tahan lama, dan tahan terhadap cuaca. Kulit hewan juga dapat diproses menjadi bahan untuk produk lain seperti lem, sabun, dan cat. Sedangkan dalam bidang pangan, kulit hewan biasanya digunakan untuk membuat makanan. Kulit hewan telah menjadi salah satu bahan dasar yang digunakan untuk membuat berbagai jenis makanan seperti sosis, hamburger, hot dog, dan banyak lagi. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat makanan lain seperti bakso, keripik, dan pempek. Kulit hewan juga dapat digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan kecap. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat obat-obatan. Kulit hewan telah lama digunakan untuk mendapatkan zat yang berguna untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat obat-obatan yang digunakan untuk mencegah penyakit atau mengobati gejala yang dialami oleh pasien. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat tekstil. Kulit hewan dapat diproses menjadi kain-kain yang kuat, tahan lama, dan tahan terhadap cuaca. Kain yang dihasilkan dari kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat pakaian, alas tidur, dan lain-lain. Kulit hewan juga dapat digunakan untuk membuat pembalut. Kulit hewan dapat diproses menjadi bahan pembalut yang dapat digunakan untuk menyerap cairan tubuh. Dari segi lingkungan, kulit hewan juga dapat digunakan dalam proses produksi yang ramah lingkungan. Kulit hewan dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat produk yang ramah lingkungan seperti kertas, pupuk, dan bahan bakar. Kesimpulannya, kulit hewan telah lama digunakan oleh manusia dalam bidang pangan dan industri. Kulit hewan dapat diproses menjadi berbagai jenis produk yang kuat, tahan lama, tahan cuaca, dan juga ramah lingkungan. Oleh karena itu, kulit hewan merupakan bahan yang berguna yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan. 2. Kulit hewan yang telah diproses dengan benar dapat dikonsumsi oleh manusia, seperti sosis. Kulit hewan telah lama digunakan dalam dunia pangan dan industri. Bahkan sejak jaman purba, manusia telah memanfaatkan kulit-kulit hewan untuk berbagai keperluan. Kulit hewan dapat digunakan dalam berbagai bidang. Di dunia pangan, kulit hewan telah digunakan oleh masyarakat untuk membuat makanan seperti sosis, kulit babi asap pork rinds, dan kulit ayam. Kulit hewan dapat juga digunakan sebagai bahan pengemas makanan seperti pada kulit sosis. Kulit hewan juga dapat digunakan dalam berbagai bidang industri. Kulit hewan dapat diproses menjadi kulit sintetis untuk digunakan sebagai bahan pembuat kursi, sofa, tas, dan sepatu. Kulit sintetis juga dapat digunakan untuk membuat karpet dan permadani. Kulit hewan juga dapat diubah menjadi bahan baku untuk membuat obat-obatan. Meskipun kulit hewan dapat digunakan dalam berbagai bidang, manfaat terbesarnya adalah untuk pangan. Kulit hewan yang telah diproses dengan benar dapat dikonsumsi oleh manusia. Salah satu makanan yang dibuat dari kulit hewan adalah sosis. Sosis merupakan makanan yang terbuat dari kulit babi yang telah diproses dengan benar. Sosis biasanya diisi dengan daging babi dan diberi bumbu seperti garam, merica, dan bawang putih. Meskipun sosis terbuat dari kulit babi, sosis aman untuk dikonsumsi jika diproses dengan benar. Proses pembuatan sosis dimulai dengan membuang berbagai bagian yang tidak dapat dimakan dari kulit babi. Selanjutnya, kulit babi diparut dan dikeringkan untuk menjaga kualitasnya. Setelah itu, kulit babi yang telah diparut dan dikeringkan akan disaluti dengan bumbu dan daging babi, lalu dijemur beberapa hari. Setelah itu, sosis siap untuk dikonsumsi. Kesimpulannya, kulit hewan merupakan bahan yang berguna dalam berbagai bidang, termasuk pangan dan industri. Namun, kulit hewan yang dikonsumsi harus diproses dengan benar agar aman untuk dikonsumsi. Salah satu makanan yang terbuat dari kulit hewan yang telah diproses dengan benar adalah sosis. 3. Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tali, benang, jahit, alas kaki, tas, jaket dan pakaian. Kulit hewan telah lama digunakan oleh manusia untuk berbagai tujuan, salah satunya adalah untuk tujuan industri dan pangan. Pemanfaatan kulit hewan telah dimanfaatkan sejak zaman dahulu untuk membuat berbagai produk seperti tali, benang, jahit, alas kaki, tas, jaket, dan pakaian. Kulit hewan seperti domba, sapi, dan kerbau yang memiliki ketebalan yang lebih tinggi menjadi pilihan utama untuk digunakan dalam industri pengolahan produk. Kulit hewan ini memiliki karakteristik yang kuat dan tahan lama, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Kulit hewan yang telah diolah dapat digunakan untuk membuat produk-produk seperti alas kaki, tas, jaket, dan pakaian. Kulit hewan diolah dengan menggunakan teknik pengawetan, pemutihan, perendaman, dan pengeringan untuk menghasilkan produk yang tahan lama, kuat, dan memiliki tekstur yang nyaman. Selain itu, kulit hewan juga dapat dimanfaatkan dalam bidang pangan. Kulit hewan dapat diproses dan disuling untuk menghasilkan berbagai produk makanan seperti kulit sapi asap, kulit babi asap, dan kulit ayam asap. Kulit hewan yang telah diproses ini mengandung banyak protein, lemak, dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Kulit hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat tali, benang, dan jahit. Kulit hewan diproses untuk menghasilkan kulit yang kuat dan kedap air. Kulit diolah dan dirajut menjadi tali dan benang yang digunakan untuk berbagai tujuan, seperti membuat sepatu, tas, dan pakaian. Kulit hewan juga banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk industri pengolahan produk lainnya, seperti pembuatan cat, sabun, dan bahan kimia. Kulit hewan dapat digunakan untuk menghasilkan senyawa kimia yang dapat digunakan untuk membuat berbagai produk. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk tujuan industri dan pangan. Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk membuat tali, benang, jahit, alas kaki, tas, jaket, dan pakaian. Selain itu kulit hewan juga banyak dimanfaatkan untuk membuat produk makanan dan produk lainnya. 4. Kulit hewan dapat dimanfaatkan untuk membuat obat-obatan, bahan kimia, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. Kulit hewan merupakan bahan alam yang sangat berguna bagi manusia. Di bidang pangan dan industri, kulit hewan telah lama dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan. Mulai dari pembuatan produk makanan, pakaian, hingga produk farmasi. Salah satu manfaat utama kulit hewan adalah dapat digunakan untuk membuat obat-obatan, bahan kimia, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. Kulit hewan merupakan sumber protein yang sangat kaya yang dapat dengan mudah diolah menjadi protein yang bermanfaat. Protein yang dihasilkan dari kulit hewan dapat digunakan sebagai bahan dasar dalam industri farmasi. Protein ini dapat digunakan untuk membuat obat-obatan, bahan kimia, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. Selain itu, kulit hewan juga mengandung berbagai macam mineral dan vitamin yang bermanfaat untuk kesehatan. Mineral dan vitamin ini dapat diolah dan digunakan sebagai bahan dasar produk farmasi. Mineral dan vitamin yang terkandung di dalam kulit hewan juga bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit. Kulit hewan juga dapat dimanfaatkan untuk membuat bahan kimia. Kulit hewan mengandung berbagai macam asam amino, yang dapat diubah menjadi bahan kimia yang digunakan untuk berbagai macam tujuan. Beberapa bahan kimia yang dihasilkan dari kulit hewan antara lain asam amino, asam lemak, dan asam urat. Selain itu, kulit hewan juga mengandung berbagai macam protein yang bermanfaat untuk industri farmasi. Protein ini dapat diolah dan digunakan untuk membuat berbagai macam obat, seperti obat tablet, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. Protein yang terdapat di dalam kulit hewan juga bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi peradangan. Kesimpulannya, kulit hewan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Di bidang pangan dan industri, kulit hewan telah lama digunakan untuk berbagai macam tujuan. Salah satu manfaat utama kulit hewan adalah dapat dimanfaatkan untuk membuat obat-obatan, bahan kimia, kapsul, salep dan produk farmasi lainnya. Dengan adanya pemanfaatan kulit hewan ini, manusia dapat mendapatkan berbagai macam manfaat yang bermanfaat bagi kesehatan dan industri farmasi. 5. Pemrosesan kulit hewan harus dilakukan dengan benar agar aman untuk dikonsumsi manusia. Kulit hewan merupakan salah satu produk yang banyak dimanfaatkan dalam bidang pangan dan industri. Kulit hewan memiliki banyak komponen yang penting untuk industri makanan dan lainnya. Namun, pemrosesan kulit hewan harus dilakukan dengan benar agar aman untuk dikonsumsi manusia. Pertama, kulit hewan harus diproses dengan benar agar aman untuk dikonsumsi. Proses ini meliputi penyemprotan, pengasapan, pengolahan, dan pengawetan. Penyemprotan adalah proses menyemprot kulit dengan zat kimia yang dapat membunuh bakteri dan menghilangkan bau. Pengasapan adalah proses mengeringkan dan mempertahankan kulit dengan menggunakan udara. Pengolahan adalah proses yang menghilangkan lemak dan minyak dari kulit. Pengawetan adalah proses menggunakan bahan kimia untuk mencegah pembusukan dan memastikan kulit tetap segar. Kedua, proses pengolahan kulit hewan harus dilakukan dengan benar untuk menghentikan perkembangan bakteri yang berbahaya. Pengolahan kulit hewan harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu untuk menghilangkan bakteri berbahaya. Pengolahan ini juga harus dilakukan secara steril dan teratur untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman. Ketiga, bahan-bahan yang digunakan untuk memproses kulit hewan juga harus dipilih dengan benar agar aman untuk manusia. Bahan-bahan yang digunakan harus aman bagi manusia dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Bahan-bahan tersebut harus dipilih dengan hati-hati agar tidak mengandung bahan berbahaya. Keempat, pemrosesan kulit hewan harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Standar ini dibuat untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi manusia. Standar-standar ini harus dipatuhi agar produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kelima, proses pemrosesan kulit hewan harus dilakukan dengan hati-hati agar aman untuk dikonsumsi manusia. Proses ini harus disesuaikan dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dan bahan-bahan yang digunakan harus aman bagi manusia dan lingkungan. Jika semua proses pemrosesan kulit hewan dilakukan dengan benar, maka produk yang dihasilkan akan aman untuk dikonsumsi oleh manusia. XSLu2.
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/715
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/238
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/998
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/840
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/685
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/527
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/818
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/269
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/510
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/84
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/56
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/277
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/586
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/266
  • 08p2dsiwd2.pages.dev/248
  • bagaimana pemanfaatan kulit dibidang pangan dan dalam bidang industri